Sponsors
Minggu, 01 Juni 2014
Mereguk untung dari Rejeki dari Daging Kelinci
Beternak kelinci? Kenapa tidak. Bisnis yang satu ini memiliki prospek yang cerah karena sampai saat ini gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita selama ini lebih banyak dipenuhi dari impor. Untuk mencukupi kebutuhan akan protein hewani itulah, beternak kelinci menjadi alternatif yang tepat.
Sebab kelinci memiliki beberapa keunggulan yang tidak terdapat pada hewan ternak yang lain, diantaranya adalah cepatnya dalam berkembang biak, serta mutu daging yang tinggi. Perlu diketahui, nutrisi yang terkandung dalam daging kelinci juga terbilang lebih unggul jika dibandingkan dengan nutrisi dari daging kambing dan sapi. Kandungan kolesterol daging kelinci lebih rendah, namun kandungan protein yang ada pada kelinci sama seperti yang ada pada sapi.
Untuk pemeliharaan kelinci juga tidak terlalu sulit, begitu juga dengan biaya produksinya bisa dibilang rendah. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi, menjadikan ternak kelinci sangat potensial untuk dikembangkan.
Bagi mereka yang memiliki modal terbatas, mungkin dapat mengawali beternak kelinci sebagai usaha sampingan, cukup dengan membeli satu atau dua pasang indukan seharga kurang dari Rp.100.000 untuk indukan lokal, atau jika sedikit mempunyai uang lebih bias langsung membeli indukan kelinci pedaging dengan harga sepasang indukan mencapai ratusan ribu rupiah, bahkan untuk indukan kelinci jenis flame bisa mencapai harga antara Rp. 350 ribu sampai Rp. 900 ribu.
Dengan satu atau dua pasang indukan tersebut, tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan anakan-anakan kelinci, karena hewan ternak yang satu ini tingkat perkembangbiakannya luar biasa cepat. Sebagai gambaran, untuk seekor induk kelinci, dalam tempo 2 bulan mampu menghasilkan anak hingga 12 ekor. Katakanlah kita buat rata-rata minimalnya dalam 2 bulan bisa melahirkan 4 ekor, maka dalam setahun Anda akan memperoleh kelinci sebanyak 24 ekor hanya dari seekor induk saja.
Jika kelinci tersebut dijadikan kelinci potong untuk diambil dagingnya, untuk kelinci lokal pada umumnya berbobot diatas 2 kg perekor sementara untuk kelinci potong jenis flame bisa mencapai bobot 8 – 10 kg. Saat ini, harga daging kelinci berkisar Rp. 25.000 per-kg. Sehingga, jika Anda beternak kelinci lokal dengan modal sepasang indukan seharga Rp. 100.000,-, dalam satu tahun laba yang Anda dapatkan dari anakan kelinci sebanyak 24 ekor X 2 kg X Rp.25.000 = Rp.1.200.000.
Jika dipotong modal, maka laba yang Anda peroleh sebesar Rp. 1.100.000. Itu hanya dari satu indukan, belum lagi jika Anda misalnya memiliki sampai 10 indukan atau lebih. Belum pula jika kelinci yang Anda ternakkan berjenis flame yang perekornya bisa mencapai berat 8 – 10 kg.Bagaimana dengan biaya perawatan dan risiko kematian? Biaya perawatan praktis rendah, karena kelinci menyantap daun-daunan nyaris dari jenis apa saja.
Sehingga untuk Anda yang tinggal di daerah pedesaan, bukan hal yang sulit untuk mencari bahan makanan bagi kelinci yang Anda ternakkan. Untuk tingkat kematian juga terhitung rendah, karena binatang ternak yang satu ini juga memiliki kekebalan yang lebih terhadap penyakit.
Karena itu, rasanya sayang jika peluang bisnis beternak kelinci ini kita lewatkan begitu saja.
Langganan:
Postingan (Atom)